KIMIA

PENGARUH pH TERHADAP KINERJA ELEKTRODA SELEKTIF ION H2PO4
- MENGGUNAKAN MEMBRAN BERPENDUKUNG PVC
DENGAN ALIQUAT 336
Widji edioloegito

Abstrak
Telah dilakukan penelitian pengaruh pH terhadap kinerja elektroda selektif ion H2PO4 dengan menggunakan membrane berpendukung PVC dengan aliquad-336 . Komposisi membrane yang digunakan adalah : PVC(0,85 g), Aliquad 336(0,07 g), DOP (0,58 g) dan THF (1 ml ) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kisaran pH 3 – 6 diperoleh slope Nernstian : 19 – 62,5 mV per dekade. Kondisi terbaik pada pH 3 dengan slope Nernstian 62,5 mV per dekade untuk ESIH2PO4  Kinerja ESI- H2PO4- dipengaruhi oleh faktor komposisi membrane, pH, Umur Elektroda, dan koefisien selektivitas.
Keywords : pH, ISE Performance, Aliquad 336, H2PO4 



Penentuan Karbon Organik Total Melalui Oksidasi
Secara Fotokatalitik-Konduktometri
Jarnuzi Gunlazuardi1, Faizal Hari Fajar1 dan Heny Suseno2

Abstrak
Kandungan karbon organik total (KOT) merupakan salah satu parameter penting bagi kriteria kualitas air. Dalam penelitian ini telah dikembangkan metoda penentuan KOT didalam air, dimana zat organik dalam sample dioksidasi secara fotokatalisis dan karbon dioksida hasil oksidasinya ditentukan secara konduktometri. Unit pengoksidasi yang digunakan berupa reaktor kolom gelas yang bagian dinding dalamnya dilapisi film TiO2 dan lampu uv “black light” sebagai sumber fotonnya. Uji kinerja sistem yang dikembangkan menunjukkan bahwa pada kisaran 10 s/d 100 ppm TOC (total organic content) mempunyai linieritas yang baik dan hasilnya tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan KOT atasu TOC meter komersial sejenis tetapi menggunakan sistem fotokatalis berbentuk suspensi (ANATOC). Dengan menggunakan katalis lapisan tipis yang diimobilisasi maka problem penyumbatan reaktor dapat dihindari dan penghematan penggunaan katalis, karena tidak perlu menginjeksikan suspensi katalis setiap kali analisis seperti pada sistem suspensi.

Isolasi Kitinase dari Scleroderma columnare dan Trichoderma harzianum
(Isolation of Chitinase From Scleroderma columnare and Trichoderma harzianum)
S.K. Susi Wijaya

ABSTRACT
The aim of this research was to purify the crude of chitinase from S. columnare and T. harzianum. Chitinase was extracted using three solvent, e.q ammonium sulfate, ethanol, and acetone. Purification of chitinase was aimed for decreasing chitinase activity, but it will increase specific activity. The most effective extractor for extraction of chitinase was ammonium sulfate, because it yielded the most pure chitinase. T. harzianum produces chitinase more pure than S. columnare.
Keywords: chitinase, Scleroderma columnare, Trichoderma harzianum



PREPARASI MEMBRAN POLIMER ELEKTROLIT SEBAGAI
KOMPONEN DASAR FUEL CELL DENGAN MATRIKS YANG
BERASAL DARI BAHAN ALAM INDONESIAa
Khairil Amri, Ari Yustisia Akbar, Haryo Satriya Oktaviano

ABSTRAK
Telah dilakukan preparasi dan karakterisasi membran fuel cell dengan matriks berupa campuran polimer poli(eugenol sulfonat), polisulfon tersulfonasi dan poli(vinilidin)fluorida dengan penambahan dioktilptalat sebagai plasticizer. Preparasi membran dilakukan dengan melarutkan poli(eugenol sulfonat), polisulfon tersulfonasi, poli(vinilidin)floride dan dioktilptalat dengan pelarut dimetil sulfooksida, kemudian dibuat suatu lapisan tipis dan dilakukan pengeringan pada suhu 80 0C selama satu hari dalam kondisi vakum. Membran dibuat dengan variasi komposisi poli(eugenol sulfonat) dan polisulfon tersulfonasi, sedangkan komposisi poli(vinilidin)florida dan dioktilptalat dibuat tetap. Karakterisasi membran dilakukan melalui uji water uptake, uji stabilitas oksidatif, uji konduktivitas proton pada variasi temperatur dan kelembaban, penentuan stabilitas termal, penentuan karakteristik struktural dan pengamatan distribusi polimer penyusun membran dengan foto permukaan. Dari hasil uji water uptake tampak bahwa prosentase water uptake akan semakin besar dengan bertambahnya poli(eugenol sulfonat), hal ini dapat terjadi karena poli(eugenol sulfonat) merupakan suatu polimer yang sangat higroskopis. Untuk uji kestabilan oksidatif dilakukan perendaman selama 2 jam pada suhu 80 0C pada fenton reagen. Hasilnya tidak menunjukan perubahan berarti pada membran. Pada uji konduktivitas proton, membran menunjukkan kenaikkan konduktivitas saat kelembaban relatif dinaikkan atau suhu diturunkan. Dari peak yang muncul pada termogram DTA, secara umum dapat diketahui bahwa membran mengalami perubahan struktur geometri pada suhu 155-170 0C dan pelepasan suatu gugus yaitu gugus (SO)x pada suhu 224-240 0C. Karakteristik struktural dari membran dengan X-RD menunjukkan sifat amorf. Foto permukaan dengan perbesaran 1000 kali menunjukkan distribusi homogen dari membran semakin berkurang dengan bertambahnya komposisi dari polimer poli(eugenol sulfonat).
Kata kunci : Fuel cell, konduktivitas, poli(eugenol sulfonat), matriks, membran.



Uji Selektivitas dan Penentuan Rekoveri Akhir pada Pemisahan Logam Emas dengan Metode Agregasi Hidrofobik
Suharta1) , N.M. Surdia2), Buchari2) dan Djulia Onggo2) 


Abstrak
Pemisahan zat dengan metode agregasi hidrofobik selalu dimulai dari partikel koloid. Kelemahan dari tehnik ini terutama pada faktor selektivitas pemisahan dan rekoveri. Penelitian ini telah mengembangkan pemisahan logam emas dengan metode agregasi hidrofobik yang dimulai dari sistem larutan. Sistem Larutan yang dipilih adalah dalam bentuk kompleks [AuCl4]-. Selektivitas pemisahan logam emas terhadap ion logam pengganggu {Ag (I), Cu (II), Fe (III), Zn (II), dan Pb (II)}, serta anion pengganggu {sulfat, nitrat, bromida, dan iodida}, telah diuji dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode agregasi hidrofobik yang dimulai dari sistem larutan dapat memisahkan logam emas dengan selektivitas yang tinggi. Selektivitas pemisahan ditentukan oleh pH larutan dengan pH optimum = 2,0. Hasil rekoveri akhir dengan surfaktan DTMAB, TTMAB, dan HTMAB berturut-turut adalah sebesar 92,60 ± 0,89 %; 90,30 ± 1,32 %; dan 89,40 ± 1,51 %.
Kata kunci : agregasi hidrofobik, partikel koloid, surfaktan. 



 ISOLASI PIGMEN BIRU PHYCOCYANIN DARI MIKROALGA
Spirulina platensis
IRMA SHITA ARLYZA1
ABSTRAK
Mikroalga Spirulina platensis termasuk dalam golongan Cyanobacteria yang telah dikoleksi dan dibiakkan untuk memproduksi pigmen biru, phycocyanin. Phycocyanin diketahui mampu meningkatkan sistem kekebalan, pewarna alami untuk makanan, kosmetika dan obat-obatan. Phycocyanin diproduksi dari biomassa kering Spirulina platensis dan diisolasi dengan cara ekstraksi menggunakan larutan buffer fosfat pH 7. Produksi phycocyanin maksimal diperoleh pada pertumbuhan hari ke-28. Pengendapan dengan larutan (NH4)2SO4 55% memberikan hasil yang terbaik dibandingkan aseton (-20ÂșC) dan CaCl2 1%. Nilai absorban phycocyanin terdialisis meningkat menjadi 1,741 dari 1,364. Pemurnian dengan Kromatografi lapis tipis menghasilkan spot yang posisinya setara dengan spot standar.
  
download artikel lengkap


INOVASI DETEKTOR IODIUM DENGAN METODE POTENSIOMETRI
Laily Aulia Agustina, Prima Kharisma Indra Yahya, Kadek Windy Hapsari

ABSTRAK
Konsentrasi ion iodat dapat ditentukan secara potensiometri dengan menggunakan elektroda perak-perak iodat (Ag/A gIO3). Elektroda Ag/AgIO3 dapat dibuat dengan melapisi kawat perak dengan perak iodat (AgIO3). Pelapisan tersebut dapat dilakukan dengan mengelektrolisis kawat perak dalam larutan iodat. Lama elektrolisis merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik elektroda. Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh lama elektrolisis terhadap karakteristik elektroda Ag/AgIO3. Elektrolisis dilakukan pada potensial 0,75 hingga 0,85 volt selama 15, 20, 25, 30 dan 35 menit. Karakteristik elektroda dipelajari dengan mengukur besarnya potensial sel dengan elektroda Ag/AgCl sebagai elektroda pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik elektroda Ag/AgIO3 dipengaruhi oleh lama elektrolisis. Lama elektrolisis optimum untuk pembuatan elektroda Ag/AgIO3 adalah 30 menit. Elektroda tersebut mempunyai harga bilangan Nernst 51,6 mV/dekade dan waktu respon 4 menit. Kisaran konsentrasi iodat yang dapat diukur adalah 10-3 M hingga 4.10-1 M dan batas deteksi sebesar 7,94.10-4 M.
Kata kunci : Potensiometri, elektrolisis, elektroda Ag/AgIO3



 Analisis Kadar Vanilin Dalam Buah Panili (Vanilla planifolia Andrews) Olahan Dengan Teknik Emulsi Membran Cair, Spektrofotometri dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Siti Sujalmi, Supriyanto, dan Astin 

Abstrak
Kadar vanilin dalam panili olahan yang lama penyimpanan dua tahun telah dianalisis dengan ekstraksi menggunakan emulsi membran cair, spektrofotometri UV-VIS dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Hasil analisis dengan spektrofotometri UV-VIS lebih tinggi dari pada KCKT. Analisis yang dilengkapi dengan teknik emulsi membran cair memberikan hasil yang jauh lebih tinggi dari pada tanpa membran cair.
Kata kunci : vanilin, emulsi membran cair



 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TOKSIK PADA SPONS
DARI PERAIRAN GILI SULAT-LOMBOK
I M. Dira Swantara1), Agus Supriyono2), dan Mila Trinoviani1) 


ABSTRAK
Telah dilakukan isolasi dan identifikasi senywa toksik pada spons koleksi BPPT bagian P3-TFM yang berasal dari perairan Gili Sulat, Lombok. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dilakukan secara total menggunakan tiga jenis pelarut yaitu berturut-turut metanol, diklorometana, dan n-heksana. Ekstrak total yang diperoleh kemudian dipartisi cair-cair berturut-turut dengan etil asetat dan n-butanol. Ekstrak yang paling toksik dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan fase diam sephadex LH-20 dan fase geraknya metanol. Identifikasi isolat aktif dilakukan dengan kromatografi gas-spektroskopi massa dengan bantuan database Wiley 275. L.
Uji toksisitas pada sepuluh spons koleksi BPPT bagian P3-TFM menunjukkan bahwa spons SL2 terbukti paling toksik. Fraksi yang paling toksik pada spons SL2 dengan harga LC50 sebesar 100 ppm diduga gabungan 7 senyawa yaitu asam benzena asetat (8,9%), dioktil heksadioat (4,5%), bis (2etilheksil) 1,2-benzenkarboksilat (53,1%), 2, 6, 10, 15, 19, 23 heksametil 2, 6, 10, 14, 18, 22 – tetrakosaheksena, (17,1%), nonakosana (7,8%), kolesterol (3,8%), dan eikosana (4,8%).
Kata kunci: isolasi, identifikasi, senyawa toksik, spons 

download artikel lengkap 


Penentuan Karbon Organik Total Melalui Oksidasi
Secara Fotokatalitik-Konduktometri
Jarnuzi Gunlazuardi1, Faizal Hari Fajar1 dan Heny Suseno2
1Department of Chemistry, University of Indonesia, Kampus Baru UI-Depok

Abstrak
Kandungan karbon organik total (KOT) merupakan salah satu parameter penting bagi kriteria kualitas air. Dalam penelitian ini telah dikembangkan metoda penentuan KOT didalam air, dimana zat organik dalam sample dioksidasi secara fotokatalisis dan karbon dioksida hasil oksidasinya ditentukan secara konduktometri. Unit pengoksidasi yang digunakan berupa reaktor kolom gelas yang bagian dinding
dalamnya dilapisi film TiO2 dan lampu uv “black light” sebagai sumber fotonnya. Uji kinerja sistem yang dikembangkan menunjukkan bahwa pada kisaran 10 s/d 100 ppm TOC (total organic content) mempunyai linieritas yang baik dan hasilnya tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan KOT atasu TOC meter komersial sejenis tetapi menggunakan sistem fotokatalis berbentuk suspensi (ANATOC). Dengan menggunakan katalis lapisan tipis yang diimobilisasi maka problem penyumbatan reaktor dapat dihindari dan penghematan penggunaan katalis, karena tidak perlu menginjeksikan suspensi katalis setiap kali analisis seperti pada sistem suspensi.

 KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN BANTEN DAN SEKITARNYA DITINJAU DARI KONDISI LOGAM BERAT
Oleh
ENDANG ROCHYATUN 1), LESTARI 1) DAN ABDUL ROZAK 1) 

ABSTRAK
Pengamatan terhadap kandungan logam berat dalam air dan sedimen telah dilakukan di perairan Banten dan sekitarnya, pada bulan April, Juni, Agustus dan Oktober 2001. Kadar logam berat dalam air lebih rendah dibandingkan di dalam sedimen. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa kadar semua logam berat masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas Baku Mutu Air Laut yang ditetapkan oleh Kep-02/MENKLH/I/1988 peruntukan biota, selain itu ada indikasi bahwa logam berat tersebut terakumulasi dalam sediment. Hasil lain menunjukkan bahwa kadar logam berat dalam sedimen di perairan Tanjung Pujut –Teluk Banten lebih tinggi dibandingkan di ketiga lokasi lainnya Merak – Anyer, Anyer–Carita,Carita–Batucawar. Kadar logam berat Pb dalam sedimen berkisar antara 5,95-15,16 ppm, Cd = <0,001-0,001 ppm, Zn = 20,18-69,22 ppm, Ni = 2,32-8,68 ppm dan Cu = 2,11-10,67 ppm (Tanjung Pujut-Teluk Banten). Pb = 3,45-14,13 ppm, Cd = <0,001-0,20 ppm, Zn = 11,91-37,17 ppm, Ni = 0,81-7,61 ppm dan Cu = 1,79-9,38 ppm ( Merak-Anyer). Pb = 5,10-11,57 ppm, Cd = <0,001 ppm, Zn = 27,84-87,52 ppm, Ni = 3,43-7,80 ppm dan Cu = 1,63-9,03 ppm (Anyer-Carita). Pb = 1,56-13,14 ppm, Cd = <0,001-0,19 ppm, Zn = 20,18-69,22 ppm, Ni = 0,65-7,88 ppm dan Cu = 0,44-40,09 ppm (Carita-Batucawar). Hal ini diduga karena banyaknya industri – industri di sekitar perairan Banten – Merak


 PEMBUATAN RADIOISOTOP RODIUM-105 (105RhCl3)

ABSTRAK
PEMBUATAN RADIOISOTOP RODIUM-105 (105RhCl3). Radiofarmaka untuk keperluan terapi yang ditandai dengan radioisotop pemancar-ÎČ saat ini sangat banyak digunakan di bidang kedokteran nuklir. Rodium-105 (105Rh) merupakan salah satu radioisotop yang dapat digunakan untuk terapi karena merupakan pemancar-ÎČ yang mempunyai t1/2 = 35,4 jam dengan EÎČ sebesar 247 keV (30%) dan 560 keV (70%). Di samping itu, radioisotop tersebut juga memancarkan sinar-Îł dengan energi yang cukup ideal untuk penyidikan (imaging) selama terapi berlangsung yaitu 306 keV (5%) dan 319 keV (19%). Telah dilakukan pembuatan radioisotop 105Rh dalam bentuk carrier-free dengan menggunakan target rutenium (Ru) alam yang telah diiradiasi di reaktor TRIGA 2000 Bandung. Target tersebut dioksidasi dengan menggunakan kalium metaperiodat (KIO4) dan KOH yang dilarutkan dalam akuabides steril sambil dipanaskan perlahan-lahan, kemudian diekstraksi dengan larutan karbon tetraklorida (CCl4) untuk memisahkan 105Rh dari pengotor radionuklida (radioisotop 97Ru dan 103Ru). Setelah itu larutan diekstraksi dengan larutan tributil fosfat untuk memisahkan 105Rh dari pengotor radionuklida iridium (192Ir). Selanjutnya larutan dilewatkan pada kolom penukar kation (resin Dowex 50) untuk memisahkan 105Rh dari kation K+ yang ada dalam larutan. Kondisi optimum preparasi 105Rh diperoleh dengan melakukan ekstraksi menggunakan CCl4 dan tributil fosfat masing-masing sebanyak 4 kali dan 3 kali. Larutan 105RhCl3 tersebut diuji melalui pemeriksaan kemurnian radiokimianya dengan cara kromatografi kertas, kromatografi lapisan tipis dan elektroforesis kertas. Aktivitas dan kemurnian radionuklida larutan 105RhCl3 ditentukan dengan alat cacah spektrometer-Îł multi saluran. Larutan radioisotop 105RhCl3 yang diperoleh mempunyai pH berkisar antara 1,5 - 2 dan terlihat jernih dengan aktivitas sebesar 35 – 60 mCi dan konsentrasi radioaktif sebesar 7 – 12 mCi / mL. Larutan tersebut mempunyai kemurnian radiokimia sebesar 98,90 ± 0,6 % dan kemurnian radionuklida di atas 99% ( 99,78 ± 0,03 %). Penelitian ini masih dilanjutkan untuk mendapatkan larutan 105RhCl3 dengan pH yang memadai dan kestabilan yang tinggi. Larutan 105RhCl3 yang diperoleh memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai radionuklida alternatif dalam pembuatan berbagai radiofarmaka dengan aktivitas jenis tinggi untuk terapi seperti antara lain 105Rh-EDTMP.
Kata kunci : Radioisotop, rodium-105 (105Rh), carrier-free, terapi, paliatif. 



PREPARASI MEMBRAN NATA DE COCO-ETILENDIAMIN DAN STUDI
KARAKTERISTIK PENGIKATANNYA TERHADAP ION Cu2+
E. Pisesidharta, Zulfikar, B. Kuswandi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember
ABSTRAK
Preparasi dilakukan melalui tiga tahap, meliputi: degradasi mekanik nata de coco, aktivasi menggunakan asam sulfat, dan modifikasi menggunakan etilendiamin Membran nata-en menunjukkan perilaku yang berbeda dengan dua tipe membran dari tahap preparasi sebelumnya, dalam hal sifat mekanik dan strukturnya Membran nata murni memiliki sifat mekanik kuat, nata teraktivasi cenderung rapuh, sedangkan nata-en bersifat sangat kuat. Spektra infra merah dari tipe tig membran (nata murni, nata teraktivasi, dan nata-en) secara umum tidak mengalami perubahan yang signifikan, namun dalam spektra UV-VIS terjadi pergeseran panjang gelombang maksimum dari masing-masing membran. Membran nata murni memiliki panjang gelombang maksimum pada 265 nm, nata teraktivasi pada 280 nm, sedangkan membran nata-en pada 290 dan 295 nm, masing-masing untuk nata-en yang dipreparasi dengan lama aktivasi 10 menit dan 30 menit. Membran nata-en mengalami degradasi struktur, baik didalam air maupun dalam etanol dengan lama waktu yang dibutuhkan untuk degradasi, masing-masing 2x15 menit dan 3x15 menit. Setiap parameter penelitian memiliki pengaruh pada kemampuan membran nata-en untuk mengikat ion Cu(II). Membran nata-en menunjukkan kemampuan pengikatan ion Cu(II) paling optimum pada saat di preparasi menggunakan 2 M asam sulfat selama 30 menit dan konsentrasi etilendiamin 1,6 M.
Kata kunci: Nata de coco, etilendiamin, membran nata de coco-etilendiamin (nata-en), ion Cu2+.


Pengaruh Temperatur Terhadap Reaksi Fosfonat dalam Inhibitor Kerak
pada Sumur Minyak
Asnawati
Staf Pengajar Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember
ABSTRACT
One way to prevent the scale formation at the oil fields is by injecting the scale inhibitor into the formation of water. Temperature in formation of water is high enough to influence stability of inhibitor. Therefore it is necessary to study how the temperature influences it. For this purpose, types of scale inhibitor used were Jet-Cote 592 and Servo UCA 301. They were injected into formation of water in Pematang and South Bekasap. The ascorbat acid method with spectrometry was used to determine the existing phosphate and phosphonate in scale inhibitor. The result showed that the temperature influenced the alteration of phosphonate, it would become higher when the temperature  was increasing. The alteration of phosphonate formed in South Bekasap and Pematang oil field formation of water is 5.99% and 8.36% for Servo-UCA 301, 6.13 and 8.24 for Jet-Cote 592.
Key words : temperature, phosphonate, scale inhibitor, spectrometry.



PENENTUAN pH OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN
DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii
I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai penentuan pH optimum isolasi karaginan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii. Isolasi karaginan dilakukan dengan variasi pH 7,5, 8,0, 8,5, dan 9,0. Uji kemurnian dilakukan dengan KLT (kromatografi lapis tipis) dan titik leleh, sedangkan identifikasi dilakukan dengan uji kelarutan dan spektroskopi inframerah yang dibandingkan dengan karaginan standar. Hasil uji kemurnian dengan KLT menggunakan berbagai macam fase gerak dan titik leleh menunjukkan bahwa karaginan hasil isolasi identik dengan karaginan standar. Identifikasi dengan uji kelarutan menggunakan berbagai media pelarut menunjukkan bahwa kelarutan dari karaginan hasil isolasi sama dengan karaginan standar. Uji spektrum inframerah menunjukkan bahwa karaginan standar dan karaginan hasil isolasi mempunyai serapan yang identik serta kemungkinan mempunyai gugus fungsi seperti gugus OH, CH alifatik, CH2, ester sulfat, ikatan glikosida, 3,6-anhidro-D-galaktosa,D-galaktosa-4-sulfat dan 3,6-anhidro-D-galaktosa-2-sulfat. Dari isolasi karaginan diperoleh rendemen terbesar pada pH 8,5 sebesar 34,65%, karaginan yang diperoleh dari isolasi merupakan jenis kappa karaginan.
Kata kunci : ganggang laut, Eucheuma cotonii, isolasi, pH optimum, karaginan 
 
 
 
PENGARUH pH TERHADAP KINERJA ELEKTRODA SELEKTIF ION
H2PO4
- MENGGUNAKAN MEMBRAN BERPENDUKUNG PVC
DENGAN ALIQUAT 336
Widji edioloegito
FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar
Abstrak
Telah dilakukan penelitian pengaruh pH terhadap kinerja elektroda selektif ion H2PO4
- dengan
menggunakan membrane berpendukung PVC dengan aliquad-336 . Komposisi membrane yang
digunakan adalah : PVC(0,85 g), Aliquad 336(0,07 g), DOP (0,58 g) dan THF (1 ml )
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kisaran pH 3 – 6 diperoleh slope Nernstian : 19 – 62,5
mV per dekade. Kondisi terbaik pada pH 3 dengan slope Nernstian 62,5 mV per dekade untuk ESIH2PO4
- . Kinerja ESI- H2PO4- dipengaruhi oleh faktor komposisi membrane, pH, Umur Elektroda,
dan koefisien selektivitas.
Effect of ph to ion selective electrode’s h2po4
- performance using pvc-supported membrane with
aliquat 366. Research about Effect Of pH to Ion Selective Electrode’s H2PO4
- Performance Using
PVC-Supported Membrane With Aliquat 366 has been performed. Membrane composition which
were used : PVC(0,85 g), Aliquad 336(0,07 g), DOP (0,58 g) dan THF (1 ml )
The result indicated that on pH range of 3 – 6 Nerstian slope obtained : 19 – 62,5 mV per decade. The
best condition was on pH 3 with Nernstian Slope 62,5 mV per decade for ISE-H2PO4
- . ISE- H2PO4-
Performance was determined by membrane composition factor, pH, age of electrode, and selectivity
coefficient.
Keywords : pH, ISE Performance, Aliquad 336, H2PO4-
PENGARUH pH TERHADAP KINERJA ELEKTRODA SELEKTIF ION
H2PO4
- MENGGUNAKAN MEMBRAN BERPENDUKUNG PVC
DENGAN ALIQUAT 336
Widji edioloegito
FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar

Abstrak
Telah dilakukan penelitian pengaruh pH terhadap kinerja elektroda selektif ion H2POdengan menggunakan membrane berpendukung PVC dengan aliquad-336 . Komposisi membrane yang digunakan adalah : PVC(0,85 g), Aliquad 336(0,07 g), DOP (0,58 g) dan THF (1 ml ) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kisaran pH 3 – 6 diperoleh slope Nernstian : 19 – 62,5 mV per dekade. Kondisi terbaik pada pH 3 dengan slope Nernstian 62,5 mV per dekade untuk ESIH2PO Kinerja ESI- H2PO4- dipengaruhi oleh faktor komposisi membrane, pH, Umur Elektroda, dan koefisien selektivitas. Effect of ph to ion selective electrode’s h2poperformance using pvc-supported membrane with
aliquat 366. Research about Effect Of pH to Ion Selective Electrode’s H2PO - Performance Using PVC-Supported Membrane With Aliquat 366 has been performed. Membrane composition which were used : PVC(0,85 g), Aliquad 336(0,07 g), DOP (0,58 g) dan THF (1 ml ) The result indicated that on pH range of 3 – 6 Nerstian slope obtained : 19 – 62,5 mV per decade. The best condition was on pH 3 with Nernstian Slope 62,5 mV per decade for ISE-H2PO ISE- H2PO4- Performance was determined by membrane composition factor, pH, age of electrode, and selectivity coefficient.
Keywords : pH, ISE Performance, Aliquad 336, H2PO4-